Bagaimana perasaan paling umum yang kalian rasakan setelah selesai nonton sebuah film? Sedih? Senang? Takut? Kecewa? Marah? Sebal?
Saya pernah merasakan gabungan antara marah dan sebal. Seriously iya, saya pernah mengalaminya. Dan baru sekali itu. Bisa kalian tebak filmnya apa? Ya, LIFE.
Film besutan sutradara Daniel Espinosa ini telah sukses berat membuat saya sebal setengah mati. Keluar dari bioskop yang ada cuma perasaan nggondok, mangkel, dan bersungut-sungut. Hah, it's really ruin my day!
Kita mungkin telah dimanjakan dengan kejutan-kejutan yang biasa dihadirkan film dengan tema luar angkasa. Sebut saja Interstellar, Gravity, The Martian, The Passenger, dan yang sedikit agak beda adalah The Space Between Us yang menggabungkan romance dengan sci-fi, yah boleh juga.
Satu lagi film bertema luar angkasa yang menggugah saya ingin menonton adalah Life, selain bertema luar angkasa, film ini juga dibintangi oleh aktor-aktor kesukaan saya seperti Jake Gyllenhaal dan Ryan Reynolds (Deadpool).
Film ini menghadirkan sebuah misteri yang perlahan-lahan berujung sebagai teror. Yaitu tentang cerita 'kelahiran' makhluk luar angkasa yang berasal dari Planet Mars yang dinamakan Calvin oleh para penduduk bumi. Makhluk ini merupakan penemuan terbesar NASA dan bisa dianggap sebagai suatu keberhasilan. Kapal luar angkasa yang 'menampung' Calvin ini berada tidak jauh dari bumi. Disana para astronauts berusaha memecahkan misteri dari Calvin ini.
Cerita berjalan cukup smooth di awal, penonton berhasil diajak bertanya-tanya tentang apa dan siapakah Calvin ini. Sampai seberapa besar dia dapat tumbuh, apakah dia friendly, ataukah malah berbahaya.
Dan tipikal sebuah film, tentu pasti ada seseorang yang 'bertugas' sebagai 'the stupid guy'. Ya kalau nggak begitu kan filmnya juga nggak bisa berjalan dengan epic, iya kan? Nah, di film Life ini juga sudah pasti ada seseorang yang 'bertugas' sebagai sumber penyebab segala masalah yang terjadi, terlepas dari ulah si Calvin itu sendiri.
Nah, sejak Calvin mulai 'membuat ulah', dari situlah film ini tidak berhenti menghadirkan unsur ketegangan yang mencekam dan menakutkan. Ada saja ulah Calvin yang membuat penonton deg-deg an dan berharap para astronauts ini bisa segera berhasil 'melumpuhkan' Calvin.
David Jordan |
Secara garis besar, film ini memang bercerita tentang bagaimana para astronauts berusaha untuk melawan Calvin. Begitu sebaliknya, Calvin yang tidak diketahui jahat apa tidak ini, hanya menuruti instingnya untuk bertahan hidup sebaik dan selama mungkin. Nah, siapa yang harus disalahkan?
Calvin bisa dianggap sebagai makhluk yang sangat pintar dan cepat beradaptasi serta mudah mengerti dengan teknologi yang diciptakan manusia. Dia dapat dengan cepat belajar, memahami, dan mengakali pesawat buatan NASA ini, sehingga menciptakan tantangan lawan tersendiri bagi para astronauts.
Yang mengherankan adalah kematian di awal Rory Adams (Ryan Reynold). Saya menyangka dia akan menjadi 'the last three' sesuai dengan yang ada diposter film. Secara mengejutkan dialah yang malah mati pertama kali di film ini. Padahal perannya sangat krusial.
Secara keseluruhan film ini menceritakan bagaimana astronauts berusaha sebaik mungkin, dengan cara apapun, untuk mengalahkan Calvin. Dan bisa saya bilang cukup menegangkan. Banyak adegan-adegan yang membuat menahan napas dan deg-deg an. Tapi ya itu, garis besarnya ya pokoknya melawan-gagal-melawan lagi-gagal lagi, begitu seterusnya. Hingga mengakibatkan satu per satu awak pesawat meninggal dengan cara yang berbeda-beda, semua demi melindungi penduduk Bumi dan mencegah Calvin mencapai atmoster dan tentu saja Bumi itu sendiri.
Disitu saya sudah mulai sebal, kok bisa-bisanya, manusia pilihan-pilihan tersebut habis akal dan tidak bisa melumpuhkan satu makhluk luar angkasa tersebut? Dampaknya, si Calvin ini dari cuma sebesar jempol jari hingga mencapai besarnya ikan pari bertentakel. Dari mulai berwarna transparan, hingga berkulit coklat kehitaman, tidak ada satupun usaha astronauts yang sukses untuk membinasakannya. Alih-alih mati, Calvin ini malah semakin besar dan semakin besar saja sepanjang film. Hih, gregetan!
'Little' Calvin |
Oh ya, cara-cara Calvin 'melumpuhkan' lawan-lawan manusianya juga tidak bisa dianggap biasa saja. Cara-caranya sangat mengerikan, ada yang masuk ke organ tubuh manusia melalui mulut, ada yang menyedot daging dan darah dengan cara 'membalut' tubuh rapat-rapat hingga meremukkan tulang, dan lain sebagainya. Bisa bayangkan bagaimana menegangkannya film ini?
Hingga akhirnya di akhir film, astronauts yang tersisa menggunakan satu-satunya ide terakhir yang bisa mereka pikirkan untuk menyingkirkan Calvin selama-lamanya, dan menjauhkannya dari Bumi. Jujur saja besar harapan saya, cara ini akan sukses mengingat berbagai cara yang dilakukan sebelumnya telah gagal dan mengakibatkan korban jiwa. Jadi ketika hampir mendekati ending film, saya berpikir akhirnya.. film ini happy ending juga. Masak iya manusia kalah melawan makhluk luar angkasa satu biji doang begitu? *wah, menyepelekan sekali* Haha. Dan akhirnya saya mendapat balasan setimpal akibat pikiran saya ini. Ya, apalagi kalau bukan rencana yang tidak sukses?
Alih-alih membeku di luar angkasa, si Calvin ini malah mendarat mulus di perairan laut Bumi. Bukankah air adalah sumber kehidupan? Apalagi ini air laut. Nah makan manusia saja Calvin ini bisa sebesar ikan pari yang sudah besar, bagaimana kalau dia makan ikan paus? Nah sudah, jangan dibayangkan bisa sebesar apa si Calvin. Yang jelas filmnya memang ber-ending menyebalkan seperti ini. Dan itulah yang membuat saya sebal.
Sejak awal film, penonton sudah dikuras perasaannya dengan ketakutan dan ketegangan, sedikit berharap pada ide-ide dan rencana brilian, namun berkali-kali gagal. Nah di rencana pamungkas ini, wajar kan kalau penonton berharap rencana ini bakal sukses? Nah nyatanya tidak. Dan itu yang membuat saya marah dan sebal setengah mati. Mencoba sekeras apapun, eh endingnya tetap gagal total juga. Siapa juga yang tidak sebal?
Tapi kesimpulannya film ini bagus dan sukses dong karena sudah berhasil membuat penonton terkejut dengan endingnya, merasa marah-marah dan sebal, dan akhirnya membuat saya bisa menulis sepanjang ini. Haha. Yah, kembali lagi itu cuma film, jangan biarkan sebuah film mempengaruhi semangat dan mood kalian semua. Kesimpulan saya sih film ini bagus dan berani mengambil resiko dengan memberikan ending yang berbeda dengan kebanyakan film-film bertema luar angkasa lainnya.
Nah, apakah kalian juga tertarik menonton film Life ini?
---------------------
Title : Life
Year : 2017
Cast : Jake Gyllenhaal, Rebecca Ferguson, Ryan Reynold, Hiroyuki Sanada
Director : Daniel Espinosa
Writers : Rhett Reese, Paul Wernick
Genre : Horror, Sci-Fi, Thriller
Duration : 1 hr 44 min
Rated : R
Productions : Skydance Media, Sony Pictures Entertainment
Distributed by : Columbia Pictures
---------------------
0 comments:
Post a Comment
Add Coments Below :